Bakat
1. Pengertian Bakat
Bakat adalah semacam perasaan dan perhatian, ia merupakan salah satu metode pikir. Bakat itu menjadi jelas karena pengalaman, akan tetapi kita hanya condong kepada sebagian saja dari sekumpulan aspek-aspek kegiatan yang kita alami dan lakukan. Terbentuknya bakat manusia terhadap macam-macam kegiatan yang dilakukannya atau tidak terbentuknya bakat itu ditentukan oleh banyak faktor. Sering kali bakat dan kemampuan berjalan seiring, hanya saja ada keadaan-keadaan dimana keduanya muncul serentak. Jadi kemampuan dan bakat adalah dua faktor yang berbeda dan terpisah antara satu bidang dengan bidang yang lainnya.
2. Cara mencari bakat peserta didik
• Dengan memperhatikan apa yang ia kerjakan.
• Dengan menganalisa jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan kepadanya dalam bentuk angket.
• Dengan meneliti jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tes bakat yang kita berikan, kita dapat membagi bakat yang kita amati pada peserta didik menjadi tiga macam : bakat yang berhubungan dengan orang, bakat yang berhubungan dengan sesuatu dan bakat yang berubungan dengan ide dan hal-hal yang abstrak.
3. Pengaruh bakat dalam proses belajar mengajar
Ketika si anak mulai mengenal kehidupan sekolah, ia bergairah mencari pengalaman-pengalaman baru dan ia condong untuk belajar. Oleh karena itu kita melihat bahwa sekolah membantu dalam menyadarkan anak-anak akan keadaan yang sedang melalui masa pertumbuhan yang terus menerus, mereka memperhatikan setiap ada hal baru yang terjadi padanya dan mereka terdorong untuk melakukan setiap pekerjaan yang baru. Maka seharusnya kita sebagai orang tua dan guru menggunakan bakat anak-anak yang wajar, serta mengatur kehidupan sekolah mereka agar anak-anak tidak kehilangan dorongan yang membawa mereka pada hal yang baru. Akan tetapi bagaimana cara menghadapi/memelihara bakat anak-anak agar selalu hidup dan kuat untuk menjadi pendorong bagi mereka dalam belajar? Caranya yang pertama :
• Mengetahui bakat dari masing-masing peserta didik dan tiap mereka dipelajari dengan baik apa kecondongan yang menonjol.
• Hendaknya kita selalu menjadikan peserta didik anda sebagai titik tolak, dan mengarahkan mereka pada bakatnya masing-masing di mana saja anda temukan serta jadikanlah bakat-bakat tersebut asas dari pendidikan dan pengajaran mereka.
• Wajib mengembangkan bakat kodrati yang umum terdapat pada murid-murid yang sebaya.
• Membantu murid-murid untuk merasakan adanya hubungan sekolah dengan kehidupan nyata, melalui hubungan bidang studi dan pengalaman belajar dengan kehidupan pribadi anak.
Apabila anak-anak telah sampai kepada tahap terakhir sekolah menengah, bakat mereka tetap berfungsi sebagai kekuatan penggerak dalam pengajarannya. Dan bakat itu, tetap menjadi pendorong yang kuat, untuk memantapkan bidang studi yan dipelajarinya, seperti bahasa dan ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi bakat mempunyai kepentingan lain dalam tahap ini. Anak laki-laki dan perempuan disini menghadapi kesempatan dan keadaan yang menuntut mereka untuk mempelajari berbagai bidang studi pilihan atau memilih salah satu hobi ekstra kurikuler. Bidang studi pilihan dan hobi tersebut mempunyai urgensi khusus, karena ia memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berusaha dan mencoba berbagai segio kegiatan dan membekalinya dngan banyak pengalaman dan percobaan. Hal ini menolongnya dalam persiapan, untuk memilih caranya dalam pekerjaan yang cocok dan mengarahkan dirinya kejalan yang akan ditempuhnya dalam kehidupan di kemudian hari.
Bakat adalah asas terpenting, yang harus dijadikan sandaran bagi individu dalam memilih bidang-bidang studi dan hobinya. Tanpa mengetahui bakatnya, peserta didik boleh jadi akan mengarahkan dirinya kepada bidang studi pilihan secara kebetulan saja, atau karena waktunya cocok, mungkin pula karena sebagian temannya telah memilihnya, atau karena gurunya lebih mudah dari pada guru lain.
Apabila kita mengetahui bakat peserta didik dan peserta didik mengetahui bakatnya, maka kita harus menyertainya dalam memperhatikan hasil tes bakat yang dilaksanakan terhadap peserta didik, dapat kita saranakan kepadanya bidang studi dan segi-segi kegiatan yang berhubungan dengan bakatnya yang apabila diikutinya ia merasakan ingin untuk meneruskannya dan kegiatan tersebut memiliki arti bagi dirinya.
Emosi
1. Pengertian Emosi
Emosi adalah perasaan yang telah meningkat pada tataran tertentu. Jadi emosi adalah bagian dari perasaan, sehingga perasaan belum tentu merupakan emosi. Karena sifatnya tergantung seberapa tingkatannya, maka untuk menggambarkan emosi dilakukan dengan menunjukkan ciri-cirinya. Adapun ciri-cirinya yang pokok adalah sebagai berikut :
a. Emosi merupakan suatu luapan gerak atau gejolak perasaan. Orang yang sedang menghayati perasaan biasa tidak dapat dikatakan sedang mengalami emosi, jika kemudian perasaan itu tiba-tiba berubah sebagai gejolak, luapan atau gerak yang dihayatinya. Misalnya seorang anak iri dengan temannya, minta sebuah baju baru kepada ibunya. Mula-mula dengan perasaan biasa. Tetapi karena ibunya menolak, maka ia menjadi marah. Anak tersebut sekarang sudah mengalami emosi.
b. Emosi merupakan aspek psikis yang dialami dan disadari oleh orang yang bersangkutan. Orang atau anak yang mengalami emosi dapat menghayati, bagaimana selama ia mengalami emosi itu. Seorang yang marah merasa misalnya dadanya sesak, mukanya panas, urat lehernya tegang. Demikian pula dengan orang terkejut; ia merasa denyut jantungnya sebentar berhenti dan diikuti debaran yang kuat. Smua itu dapat dihayati oleh orang bersangkutan.
c. Emosi merupakan aspek psikis yang bentuk tingkah laku eksplisitnya sering kali dapat diamati oleh orang lain. itulah sebabnya, seorang anak dapat mengatakan, bahwa temanny itu sedang sedih, karena ia mengetahui temannya itu duduk sambil menengkurapkan mukanya di atas meja disertai isak tangisnya yang tidak henti-hentinya dan kadan-kadang memukul-mukulkan tangannya di atas meja itu.
d. Emosi merupakan aspek psikis yang dalam kelangsungannya sering membawa efek perubahan organis. Orang yang terkejut dengan sangat dapat pingsan, karena terjadi perubahan fungsi-fungsi organis, yaitu terjadinya over produksi insulin, yang kemudian masuk ke dalam aliran darah dan kemudianmengakibatkan turunya kadar glikose dalam darah.
2. Macam-macam Emosi
Setiap orang menanggap, bahwa emosi itu identik dengan marah. Tentu saja pendapat itu salah. Emosi pengertiannya lebih luas dari pada marah. Selain marah, ada juga emosi duka cita (distress), rasa nikmat (delight), takut (fear), riang gembira (elation), suka cita (joy), iri hati (jealousy), benci (hate), terkejut (schock) dan sebagainya. Jadi, macamnya emosi adalah sama dengan macamnya perasaan yang telah meningkat pada taraf tertentu, berarti tidak terbatas pada marah saja.
3. Aspek-aspek Motivasi dalam Emosi
Bebrapa aspek motivasi dapat mempengaruhi timbulnya emosi seperti dapat dikemukakan pada beberapa ilustrasi berikut :
a. emosi dapat timbul, jika seorang anak mengalami suatu kebutuhan yang kuat yang kuat, yang belum terpenuhi. Contoh, seorang anak yang pulang dari sekolah dalam keadaan lapar. Tetapi sesampainya di rumah, tidak bisa makan, karena disuruh melukakan pekerjaan . iapun marah. Perintah melakukan pekerjaan mungkin akan lain akibatnya, jika dilakukan setelah anak makan.
b. Emosi dapat timbul jika kebutuhan yang dirasakan mendapat rintangan dalam memenuhinya. Seorang anak membutuhkan pujian. Pujian itu dapat diperoleh dengan memenangkan perlombaan. Tetapi betapa kecewanya, menjelang perlimbaan dilaksanakan namanya dicoret dari daftar peserta.
c. Emosi dapat timbul jika tujuan yang akan dicapai, yang dapat memenuhi kebutuhannya tiba-tiba dialihkan. Seorang anak mempunyai cita-cita untuk memasuki fakultas hukum setelah tamat SMA. Tetapi oleh orang tuanya dipaksakan agar memasuki fakultas ekonomi, agar kelak dapat meneruskan perusahaan orang tuanya. Ia menjadi sangat kecewa.
4. Gangguan Emosi
Emosi positif adalah emosi yang dihayati dengan matan dan akan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan. Sebaliknya, emosiyang dihayati dengan tidak matan dapat menimbulkan macam-macam akibat yang tidak menguntungkan dalam kehidupan, baik bagi anak anak yang bersangkutan, maupun bagi anak yang lain. maka dikatakan, bahwa anak mengalami gangguan emosi. Penyebab ganguan emosi beracam-macam, misalnya karena kegagalan-kegagalan dalam mencapai tujuan atau cita-cita, oleh kondisi patologis ataupun oleh kekacauan fungsional.
Dari penelitian-penelitian menunjukkan bahwa berhasilnya pendidikan tidak semata tergantung pada tingkat kecerdasan anak. Faktor emosi ternyata sangat mempengaruhi. Sebagai contoh, karena pengakuan yang mantap terhadap kewibawaan seorang pendidik, peserta didik akan lebih memperhatikan pelajaran yang diajarkan oleh pendidik. Demikian pula jenis-jenis emosi yang lain, seperti rasa takut, benci, bosan terhadap mata pelajaran. Sifat mudah putus asa di dalam mengerjakan tugas pekerjaan rumah. Kebosanan yang terus menerus akan sangat mempengaruhi prestasi pendidikan peserta didik.
Oleh karena beberapa pengalaman emosional dapat memberikan efek-efek yang negatif, maka pendidikan di sekolah maupun luar sekolah perlu dilaksanakan demikian sehingga mempengaruhi terbentuknya sikap emosional yang menuju keada kematangan.
Akhirnya ekspresi yang bersifat emosional itu juga merupakan faktor yang sangat penting di dalam pelajaran, disamping pentingnya dalam lapangan kesehatan mental. Oleh karena itu di sekolah diberikan mata pelajaran yang besifat ekspresi.
Kepribadian
Menurut Freud keprobadian terdiri dari tiga sistem yaitu :
1. Das Es(the Id), yaitu aspek biologis dan merupakan sistem yang original di dalam kepribadian, dari aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh. Freud menyebutnya juga realitas psikis yang sebenar-benarnya. Oleh karena Das Es itu merupakan dunia batin atau subyektif manusia, dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia obyektif. Dan Es berisikan hal-0hal yang dibawa sejak lahir (unsur-unsur biologis), termasuk instink, daqn es merupakan reservoir energi psikis yang menggerakkan das Ich dan das ueber ich. Energi psikis di dalam das es itu dapat meningkat oleh karena perangsang dari dalam. Apalagi energi itu meningkat, maka lalu menimbulkan tegangan, dan ini menimbulkan pengalaman tidak enak yang oleh das es tidak dapat dibiarkan, karena itu apabila energi meninhgkat yang berarti ada tegangan, segeralah das es mereduksikan energi itu untuk menghilangkan rasa tidak enak itu. Jadi yang menjadi pedoman dalam berfungsinya das es adalah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan. Pedoman ini disebut Freud “prinsip kenikmatan”.
2. Das Ich atau dalam bahasa Inggris the ego. Aspek ini adalah aspek psikologis daripada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Oran yang lapar pasti perlu makan untuk menghilangkan tegangan yang ada dalam ketegangannya, ini berarti bahwa organisme harus dapat membedakan antara khayalan tentang makanan dan kenyataan tentang makanan . disinilah letak perbedaan yang pokok antara das es dan das ich, yaitu kalau das es hanya mengenal dunia subyektif (dunia batin) maka das ich dapat membedakan sesuatu yang hanya ada dalam batin dan sesuatu yang ada di dunia luar (dunia obyektif, realitas). Di dalam berfungsinyadas ich berpegang pada “prinsip kenyataan” atau realitas dan bereaksi dengan proses sekunder. Tujuannya ialah mencari obyek yang tepat untuk mereduksikan tegangan yang timbul dalam organisme. Proses sekunder ialah proses berpikir realistis dengan mempergunakan proses sekunder das ich merumuskan suatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan mengujinya untuk mengetahui apakah rencana itu berhasil tau tidak misalnya, orang lapar merencanakan dimana dia dapat makan lalu pergi ke tempat tersebut untuk mengetahui apakah rencana tersebut berhasil atau tidak. Perbuatan ini secara teknis disebut reality testing.
Das Ich dapat pula dipandang sebagai aspek eksekutif kepribadian, oleh karewna das ich ini mengontrol jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya, serta memilih obyek-obyek yang dapat memenuhi kebutuhan, di dalam menjalankan fungsi ini seringkali das ich harus mempersatukan pertentangan-pertentangan antara das ich dan das ueber ich adalah derivat dari das es dan bukan untuk merintanginya, peran utamanya ialah menjadi perantara antara kebutuhan-kebutuhan instinktif dengan keadaan lingkungan, demi kepentingan adanya organisme.
3. Das Ueber Ich, adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya, yang dimasukkan (diajarkan) dengan berbagai perintah dan larangan. Das Ueber Ich lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan, karena itu das ueber ich dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian. Fungsinya yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.
Das Ueber Ich diinternalisasikan dalam perkembangan anak sebagai response terhadap hadiah dan hukuman yang diberikan oleh orang tua. Dengan maksud untuk mendapatkan hadiah dan menghindari hukuman anak mengatur tingkah lakunya sesuai dengan garis-garis yang dikehendaki oleh orang tuanya. Apapun juga yang dikatakannya sebagai tidak baik dan bersifat menghukum akan cenderung untuk menjadi “conscientia” anak, apapun juga yang disetujui dan membawa hadiah cenderung untuk menjadi ich ideal anak. Mekanisme yang menyatukan sistem tersebut kepada pribadi disebut inrojeksi. Jadi das ueber ich itu berisikan dua hal, ialah conscientia dan ich ideal. Concsientia menghukum orang dengan memberikan rasa dosa, sedangkan ich ideal menghadiahi orang dengan rasa bangga akan dirinya. Dengan terbentuknya dasueber ich ini maka kontrol terhadap tingkah laku yang dulunya dilakukan oleh orang tuanya menjadi dilakukan oleh pribadi sendiri, moral yang dulunya heteronom lalu menjadi otonom.
1. Pengertian Bakat
Bakat adalah semacam perasaan dan perhatian, ia merupakan salah satu metode pikir. Bakat itu menjadi jelas karena pengalaman, akan tetapi kita hanya condong kepada sebagian saja dari sekumpulan aspek-aspek kegiatan yang kita alami dan lakukan. Terbentuknya bakat manusia terhadap macam-macam kegiatan yang dilakukannya atau tidak terbentuknya bakat itu ditentukan oleh banyak faktor. Sering kali bakat dan kemampuan berjalan seiring, hanya saja ada keadaan-keadaan dimana keduanya muncul serentak. Jadi kemampuan dan bakat adalah dua faktor yang berbeda dan terpisah antara satu bidang dengan bidang yang lainnya.
2. Cara mencari bakat peserta didik
• Dengan memperhatikan apa yang ia kerjakan.
• Dengan menganalisa jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan kepadanya dalam bentuk angket.
• Dengan meneliti jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tes bakat yang kita berikan, kita dapat membagi bakat yang kita amati pada peserta didik menjadi tiga macam : bakat yang berhubungan dengan orang, bakat yang berhubungan dengan sesuatu dan bakat yang berubungan dengan ide dan hal-hal yang abstrak.
3. Pengaruh bakat dalam proses belajar mengajar
Ketika si anak mulai mengenal kehidupan sekolah, ia bergairah mencari pengalaman-pengalaman baru dan ia condong untuk belajar. Oleh karena itu kita melihat bahwa sekolah membantu dalam menyadarkan anak-anak akan keadaan yang sedang melalui masa pertumbuhan yang terus menerus, mereka memperhatikan setiap ada hal baru yang terjadi padanya dan mereka terdorong untuk melakukan setiap pekerjaan yang baru. Maka seharusnya kita sebagai orang tua dan guru menggunakan bakat anak-anak yang wajar, serta mengatur kehidupan sekolah mereka agar anak-anak tidak kehilangan dorongan yang membawa mereka pada hal yang baru. Akan tetapi bagaimana cara menghadapi/memelihara bakat anak-anak agar selalu hidup dan kuat untuk menjadi pendorong bagi mereka dalam belajar? Caranya yang pertama :
• Mengetahui bakat dari masing-masing peserta didik dan tiap mereka dipelajari dengan baik apa kecondongan yang menonjol.
• Hendaknya kita selalu menjadikan peserta didik anda sebagai titik tolak, dan mengarahkan mereka pada bakatnya masing-masing di mana saja anda temukan serta jadikanlah bakat-bakat tersebut asas dari pendidikan dan pengajaran mereka.
• Wajib mengembangkan bakat kodrati yang umum terdapat pada murid-murid yang sebaya.
• Membantu murid-murid untuk merasakan adanya hubungan sekolah dengan kehidupan nyata, melalui hubungan bidang studi dan pengalaman belajar dengan kehidupan pribadi anak.
Apabila anak-anak telah sampai kepada tahap terakhir sekolah menengah, bakat mereka tetap berfungsi sebagai kekuatan penggerak dalam pengajarannya. Dan bakat itu, tetap menjadi pendorong yang kuat, untuk memantapkan bidang studi yan dipelajarinya, seperti bahasa dan ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi bakat mempunyai kepentingan lain dalam tahap ini. Anak laki-laki dan perempuan disini menghadapi kesempatan dan keadaan yang menuntut mereka untuk mempelajari berbagai bidang studi pilihan atau memilih salah satu hobi ekstra kurikuler. Bidang studi pilihan dan hobi tersebut mempunyai urgensi khusus, karena ia memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berusaha dan mencoba berbagai segio kegiatan dan membekalinya dngan banyak pengalaman dan percobaan. Hal ini menolongnya dalam persiapan, untuk memilih caranya dalam pekerjaan yang cocok dan mengarahkan dirinya kejalan yang akan ditempuhnya dalam kehidupan di kemudian hari.
Bakat adalah asas terpenting, yang harus dijadikan sandaran bagi individu dalam memilih bidang-bidang studi dan hobinya. Tanpa mengetahui bakatnya, peserta didik boleh jadi akan mengarahkan dirinya kepada bidang studi pilihan secara kebetulan saja, atau karena waktunya cocok, mungkin pula karena sebagian temannya telah memilihnya, atau karena gurunya lebih mudah dari pada guru lain.
Apabila kita mengetahui bakat peserta didik dan peserta didik mengetahui bakatnya, maka kita harus menyertainya dalam memperhatikan hasil tes bakat yang dilaksanakan terhadap peserta didik, dapat kita saranakan kepadanya bidang studi dan segi-segi kegiatan yang berhubungan dengan bakatnya yang apabila diikutinya ia merasakan ingin untuk meneruskannya dan kegiatan tersebut memiliki arti bagi dirinya.
Emosi
1. Pengertian Emosi
Emosi adalah perasaan yang telah meningkat pada tataran tertentu. Jadi emosi adalah bagian dari perasaan, sehingga perasaan belum tentu merupakan emosi. Karena sifatnya tergantung seberapa tingkatannya, maka untuk menggambarkan emosi dilakukan dengan menunjukkan ciri-cirinya. Adapun ciri-cirinya yang pokok adalah sebagai berikut :
a. Emosi merupakan suatu luapan gerak atau gejolak perasaan. Orang yang sedang menghayati perasaan biasa tidak dapat dikatakan sedang mengalami emosi, jika kemudian perasaan itu tiba-tiba berubah sebagai gejolak, luapan atau gerak yang dihayatinya. Misalnya seorang anak iri dengan temannya, minta sebuah baju baru kepada ibunya. Mula-mula dengan perasaan biasa. Tetapi karena ibunya menolak, maka ia menjadi marah. Anak tersebut sekarang sudah mengalami emosi.
b. Emosi merupakan aspek psikis yang dialami dan disadari oleh orang yang bersangkutan. Orang atau anak yang mengalami emosi dapat menghayati, bagaimana selama ia mengalami emosi itu. Seorang yang marah merasa misalnya dadanya sesak, mukanya panas, urat lehernya tegang. Demikian pula dengan orang terkejut; ia merasa denyut jantungnya sebentar berhenti dan diikuti debaran yang kuat. Smua itu dapat dihayati oleh orang bersangkutan.
c. Emosi merupakan aspek psikis yang bentuk tingkah laku eksplisitnya sering kali dapat diamati oleh orang lain. itulah sebabnya, seorang anak dapat mengatakan, bahwa temanny itu sedang sedih, karena ia mengetahui temannya itu duduk sambil menengkurapkan mukanya di atas meja disertai isak tangisnya yang tidak henti-hentinya dan kadan-kadang memukul-mukulkan tangannya di atas meja itu.
d. Emosi merupakan aspek psikis yang dalam kelangsungannya sering membawa efek perubahan organis. Orang yang terkejut dengan sangat dapat pingsan, karena terjadi perubahan fungsi-fungsi organis, yaitu terjadinya over produksi insulin, yang kemudian masuk ke dalam aliran darah dan kemudianmengakibatkan turunya kadar glikose dalam darah.
2. Macam-macam Emosi
Setiap orang menanggap, bahwa emosi itu identik dengan marah. Tentu saja pendapat itu salah. Emosi pengertiannya lebih luas dari pada marah. Selain marah, ada juga emosi duka cita (distress), rasa nikmat (delight), takut (fear), riang gembira (elation), suka cita (joy), iri hati (jealousy), benci (hate), terkejut (schock) dan sebagainya. Jadi, macamnya emosi adalah sama dengan macamnya perasaan yang telah meningkat pada taraf tertentu, berarti tidak terbatas pada marah saja.
3. Aspek-aspek Motivasi dalam Emosi
Bebrapa aspek motivasi dapat mempengaruhi timbulnya emosi seperti dapat dikemukakan pada beberapa ilustrasi berikut :
a. emosi dapat timbul, jika seorang anak mengalami suatu kebutuhan yang kuat yang kuat, yang belum terpenuhi. Contoh, seorang anak yang pulang dari sekolah dalam keadaan lapar. Tetapi sesampainya di rumah, tidak bisa makan, karena disuruh melukakan pekerjaan . iapun marah. Perintah melakukan pekerjaan mungkin akan lain akibatnya, jika dilakukan setelah anak makan.
b. Emosi dapat timbul jika kebutuhan yang dirasakan mendapat rintangan dalam memenuhinya. Seorang anak membutuhkan pujian. Pujian itu dapat diperoleh dengan memenangkan perlombaan. Tetapi betapa kecewanya, menjelang perlimbaan dilaksanakan namanya dicoret dari daftar peserta.
c. Emosi dapat timbul jika tujuan yang akan dicapai, yang dapat memenuhi kebutuhannya tiba-tiba dialihkan. Seorang anak mempunyai cita-cita untuk memasuki fakultas hukum setelah tamat SMA. Tetapi oleh orang tuanya dipaksakan agar memasuki fakultas ekonomi, agar kelak dapat meneruskan perusahaan orang tuanya. Ia menjadi sangat kecewa.
4. Gangguan Emosi
Emosi positif adalah emosi yang dihayati dengan matan dan akan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan. Sebaliknya, emosiyang dihayati dengan tidak matan dapat menimbulkan macam-macam akibat yang tidak menguntungkan dalam kehidupan, baik bagi anak anak yang bersangkutan, maupun bagi anak yang lain. maka dikatakan, bahwa anak mengalami gangguan emosi. Penyebab ganguan emosi beracam-macam, misalnya karena kegagalan-kegagalan dalam mencapai tujuan atau cita-cita, oleh kondisi patologis ataupun oleh kekacauan fungsional.
Dari penelitian-penelitian menunjukkan bahwa berhasilnya pendidikan tidak semata tergantung pada tingkat kecerdasan anak. Faktor emosi ternyata sangat mempengaruhi. Sebagai contoh, karena pengakuan yang mantap terhadap kewibawaan seorang pendidik, peserta didik akan lebih memperhatikan pelajaran yang diajarkan oleh pendidik. Demikian pula jenis-jenis emosi yang lain, seperti rasa takut, benci, bosan terhadap mata pelajaran. Sifat mudah putus asa di dalam mengerjakan tugas pekerjaan rumah. Kebosanan yang terus menerus akan sangat mempengaruhi prestasi pendidikan peserta didik.
Oleh karena beberapa pengalaman emosional dapat memberikan efek-efek yang negatif, maka pendidikan di sekolah maupun luar sekolah perlu dilaksanakan demikian sehingga mempengaruhi terbentuknya sikap emosional yang menuju keada kematangan.
Akhirnya ekspresi yang bersifat emosional itu juga merupakan faktor yang sangat penting di dalam pelajaran, disamping pentingnya dalam lapangan kesehatan mental. Oleh karena itu di sekolah diberikan mata pelajaran yang besifat ekspresi.
Kepribadian
Menurut Freud keprobadian terdiri dari tiga sistem yaitu :
1. Das Es(the Id), yaitu aspek biologis dan merupakan sistem yang original di dalam kepribadian, dari aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh. Freud menyebutnya juga realitas psikis yang sebenar-benarnya. Oleh karena Das Es itu merupakan dunia batin atau subyektif manusia, dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia obyektif. Dan Es berisikan hal-0hal yang dibawa sejak lahir (unsur-unsur biologis), termasuk instink, daqn es merupakan reservoir energi psikis yang menggerakkan das Ich dan das ueber ich. Energi psikis di dalam das es itu dapat meningkat oleh karena perangsang dari dalam. Apalagi energi itu meningkat, maka lalu menimbulkan tegangan, dan ini menimbulkan pengalaman tidak enak yang oleh das es tidak dapat dibiarkan, karena itu apabila energi meninhgkat yang berarti ada tegangan, segeralah das es mereduksikan energi itu untuk menghilangkan rasa tidak enak itu. Jadi yang menjadi pedoman dalam berfungsinya das es adalah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan. Pedoman ini disebut Freud “prinsip kenikmatan”.
2. Das Ich atau dalam bahasa Inggris the ego. Aspek ini adalah aspek psikologis daripada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Oran yang lapar pasti perlu makan untuk menghilangkan tegangan yang ada dalam ketegangannya, ini berarti bahwa organisme harus dapat membedakan antara khayalan tentang makanan dan kenyataan tentang makanan . disinilah letak perbedaan yang pokok antara das es dan das ich, yaitu kalau das es hanya mengenal dunia subyektif (dunia batin) maka das ich dapat membedakan sesuatu yang hanya ada dalam batin dan sesuatu yang ada di dunia luar (dunia obyektif, realitas). Di dalam berfungsinyadas ich berpegang pada “prinsip kenyataan” atau realitas dan bereaksi dengan proses sekunder. Tujuannya ialah mencari obyek yang tepat untuk mereduksikan tegangan yang timbul dalam organisme. Proses sekunder ialah proses berpikir realistis dengan mempergunakan proses sekunder das ich merumuskan suatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan mengujinya untuk mengetahui apakah rencana itu berhasil tau tidak misalnya, orang lapar merencanakan dimana dia dapat makan lalu pergi ke tempat tersebut untuk mengetahui apakah rencana tersebut berhasil atau tidak. Perbuatan ini secara teknis disebut reality testing.
Das Ich dapat pula dipandang sebagai aspek eksekutif kepribadian, oleh karewna das ich ini mengontrol jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya, serta memilih obyek-obyek yang dapat memenuhi kebutuhan, di dalam menjalankan fungsi ini seringkali das ich harus mempersatukan pertentangan-pertentangan antara das ich dan das ueber ich adalah derivat dari das es dan bukan untuk merintanginya, peran utamanya ialah menjadi perantara antara kebutuhan-kebutuhan instinktif dengan keadaan lingkungan, demi kepentingan adanya organisme.
3. Das Ueber Ich, adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya, yang dimasukkan (diajarkan) dengan berbagai perintah dan larangan. Das Ueber Ich lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan, karena itu das ueber ich dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian. Fungsinya yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.
Das Ueber Ich diinternalisasikan dalam perkembangan anak sebagai response terhadap hadiah dan hukuman yang diberikan oleh orang tua. Dengan maksud untuk mendapatkan hadiah dan menghindari hukuman anak mengatur tingkah lakunya sesuai dengan garis-garis yang dikehendaki oleh orang tuanya. Apapun juga yang dikatakannya sebagai tidak baik dan bersifat menghukum akan cenderung untuk menjadi “conscientia” anak, apapun juga yang disetujui dan membawa hadiah cenderung untuk menjadi ich ideal anak. Mekanisme yang menyatukan sistem tersebut kepada pribadi disebut inrojeksi. Jadi das ueber ich itu berisikan dua hal, ialah conscientia dan ich ideal. Concsientia menghukum orang dengan memberikan rasa dosa, sedangkan ich ideal menghadiahi orang dengan rasa bangga akan dirinya. Dengan terbentuknya dasueber ich ini maka kontrol terhadap tingkah laku yang dulunya dilakukan oleh orang tuanya menjadi dilakukan oleh pribadi sendiri, moral yang dulunya heteronom lalu menjadi otonom.
0 comments:
Post a Comment