Aliran dalam Psikologi

1. Aliran Psikologi Faali (Physiologica Psychology)

Sebagian para ahli memepelajari gejala kejiwaan sebagai kelanjutan studi mereka dalam bidang ilmu Faal. W. Wundt sendiri pernah menjadi dosen Ilmu Faal dan sangat dipengaruhi oleh guru-gurunya yang sebagian besar dari bidang kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang penganut strukturalisme, karena ia mengemukakan suatu teori yang menguraikan struktur atau susuna jiwa. Jiwa terdiri atas elemen-elemen yang dihubungkan satu sama lain melalui proses (mekanisme) assosiasi sehingga membentuik suatu struktur kejiwaan yang utuh. Oleh karena itu W. Wundt dikenal sebagai penganut Elementisme dan tokoh Assosianisme. Walaupun aliran ini sangat dipengaruhi oleh Ilmu Faal, tetapi ia mempelajari juga lapangan kehidupan yang lebih tinggi seperti pengamatan, proses berpikir, kesadaran, moral, dan agama. Pemukanya antara lain G.T. Fechner (1801-1887), H.L.F Von Helmholtz (1821-1894), W. Wundt (1832-1920) dan E.B. Titchener (1867-1927).

2. Aliran Psikologi Gestalt
Aliran ini pun merupakan protes terhadap pandangan elementaristis dan metode kerjanya yang menganalisis unsur-unsur kejiwaan. Menurut aliran Gestalt, yang utama bukanlah elemen tetapi keseluruhan. Kesadaran dan jiwa manusia boleh dikatakan tidak mungkin untuk dianalisis ke dalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan adalah lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya. Keseluruhan itu leih dulu ditanggapi dari bagian-bagiannya, dan bagian-bagian itu harus memeperoleh makna didalam dan oleh keseluruhan. Arti atau makna Gestalt bergantung kepada unsur-unsurnya dan sebaliknya arti unsure-unsur itu bergantung pula pada Gestalt. Pemuka aliran Gestalt, antara lain: Max Wertheimer (1880-1943), Kurt Koffka (1886-1941) dan Wolfgam Kohler (1887-1967).

3. Aliran Psikoanalisis
Bapak Psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856-1939) terkenal dengan teori psikoanalisisnya yang mencakup teori kepribadian, teknik analisis, kepribadian dan metode terapi. Teknik penyembuhan psikoanalisis Freud merupakan hasil pengembangan teknik magnetisme (daya penyembuh magnetis) oleh F.A. Mesmer (1734-1815) dan hipnotisme oleh J.M. Charcot (1825-1893). Teori kepribadian Freud mengutarakan, bahwa jiwa terdiri dari tiga system yaitu id, ego, super ego, sejalan dengan teori strata dari Pierre Jannet (1859-1947) yang mengutarakan, bahwa kepribadian itu terdiri dari kecenderungan yang tersusun secara Hierarkis dari yang paling rendah (refleks) sampai yang paling tinggi (akal). Demikian pula mengenai dinamika kepribadian disebabkan oleh dorongan seksual dan agresi menurut Freud, dapat dipersmakan dengan teori energi yang bersumber pada Phisiologis, Psikologis dan keturunan Jannet.
Pemuka aliran psikoanalisis lainnya adalah Carr Gustav Yung (1875-1961), Salah seorang murid Freud. Teori kepribadian Freud lebih bersifat mekanistis kausalistis, sedangkan teori kepribadian Yung menunjukkan konsepsi analitis, bersifat teleologis dan adanya upaya untuki menafsirkan tingkah laku manusia dari sudut filsafat, agama dan mistik. Murid Freud lainnya ialah Alfred Adler (1870-1937), mengmeukakan bahwa setiap individu mempunyai kelemahan organ (organ Inferiority) yang berbeda-beda, dan ia berusaha mengatasi kelemahan itu dengan mengadakan kompensasi mencari kekuatan guna kesesuaian hidup dalam hubungan dengan masyarakatnya. Kelemahan oragan mengakibatkan perasaan rendah diri atau Inferiority Feeling yang harus diatasi dengan kompensasi, guna memenuhi hasrat untuk diakui atau dianggap penting oleh masyarakat. Teori kepribadian Adler disebut pula teori psikologi individual.

4. Aliran Psikologi Assosiasi
Menurut aliran ini elemen dasar kejiwaan adalah hasil pengamatan alat indra (pengindraan) yang dapat membentuk ide. Ide-ide itu dapat dihubungkan satu dengan yang lainnya melalui proses mekanisme assosiasi. Pembahsan mengenai ide dengan assosiasinya dimulai oleh John Locke (1623-1704) dan dilanjutkan oleh James Mill (1773-1836) besera dengan anaknya John Stuart Mill (1806-1873).

5. Aliran Psikologi Fungsionalisme
Aliran ini merupakan reaksi terhadap strukturalisme, yang berusaha menganalisis gejala kejiwaan untuk mengetahui strukturnya, mencari isi kesadaran dan menanyakan tentang hakikat jiwa sehingga akhirnya merumuskan bahwa jiwa adalah sejumlah pengalaman kesadaran. Sebaliknya aliran Fungsionalisme mempelajari aktivitas tingkah laku untuk mencari fungsi dan kegunannya dalam hubungan dengan lingkungan fisik maupun sosial, sehingga akhirnya merumuskan bahwa jiwa adalah memelihara kelangsungan hidup seseorang dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Aliran ini mempelajari apa yang terjadi dalam suatu aktivitas psikologis, tujuan dan fungsi dari suatu proses mental. Selain dinamis-teleologis, aliran ini bersifat praktis dan pragmatis, sehingga memungkinkan pengembangan psikologi terapan dalam berbagai bidang kehidupan. Tokoh-tokohnya antara lain: William James (1842-1910), John Dewey (1859-1952), James MC Kenn Cattell (1866-1944), E.L. Thorndike (1874-1949), dan R.S. Woodworth (1869-1962).

6. Aliran Psikologi Perilaku (Behaviorisme)
Aliran ini mengemukakan bahwa objek psikologi hanyalah perilaku yang kelihatan nyata dan menolak pendapat sarjana psikologi lain yang memoelajari tingkah laku yang tidak nampak dari luar. Peletak dasar aliran ini adalah Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) dan William MC Dougall (1871-1938). I.P. Pavlov seorang sarjana ilmu Faal yang fanatik dan sangat anti pada psikologi yang dianggap kurang ilmiah. Namun demikian ia mempunyai peranan penting dalam psikologi Behaviorisme karena studinya mengenai refleks yang mendasari aliran ini. Ia terkenal dengan eksperimen mengenai refleks bersyarat atau refleks berkondisi yang dilakukan terhadap anjing dengan mengeluarkan air liurnya. Menurutnya segala aktifitas kejiwaan pada hakikatnya tidak lain daripada rangkaian refleks. W. MC Dougall peletak dasar lainnya pada aliran Behaviorisme, terkenal dengan teori instinknya, menurutnya instink adalah kecenderungan bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawaan sejak lahir dan tidak dipelajari sebelumnya. Semua tingkah laku manusia dapat dikembalikan kepada instink yang mendasarinya, misalnya emosi takut dasaranya adalah insting melarikan diri, emosi heran dasarnya adalah instink ingin tahu, emosi kasih sayang dasarnya adaalah instink orang tua (parental instinct). Pendiri Behaviorisme adalah John Broades Watson (1878-1958) yang berpendapat bahwa psikologi harus menjadi ilmu yang obyektif dalam arti harus dipelajari bagaimana menjalani ilmu pasti atau alam. Tokoh aliran behaviorisme lainnya ialah Edwin B. Holt (1873-1946), Edward Chase Tolman (1886-1950), dan B.F. Skinner (1904-…..) yang terkenal dengan eksperimen operan berkondisi atau Operant Conditioning dengan tikus.

0 comments:

Post a Comment